Jumat, 30 November 2012

BERSYUKURLAH KITA

Indonesia memang kaya akan pemuda yang dikenal pantang menyerah, kreatif, dan bertanggung jawab. Banyak yang rela menghabiskan banyak uang untuk memperoleh pendidikan yang layak dan full facilities seperti yang dilakukan oleh banyak pemuda di kota besar. Namun tak sedikit pula yang harus berjuang mempertaruhkan nyawanya untuk memperoleh pendidikan yang layak.

Tanpa kita sadari ternyata banyak anak Indonesia yang tidak dapat memperoleh pendidikan secara layak. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Keadaan tersebut bahkan banyak di temui di pinggir kota besar seperti Jakarta. Tak kalah menderitanya yang ada di pedesaan karena penghasilan orang tua yang pas-pasan mereka rela menjadi pengemis, pemulung, atau pekerjaan apa pun demi untuk membiayai sekolahnya sendiri. Hal tersebut tentunya sangat miris karena pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun yag seharusnya mereka nikmati tanpa harus bekerja keras. Bahkan di berbagai daerah ada sekolah nyang tidak mau menerima murid dari kalangan tidak mampu dengan alasan yang tidak masuk akal.



Fasilitas yang ada di sekolah seharusnya lengkap dan sesuai dengan kebutuhan siswa, akan tetapi banyak sekolah yang fasilitasnya kurang memadai, misalnya kursi dan meja yang mulai reyot, dinding dari anyaman bambu, atap sering bocor ketika hujan, fasilitas buku di perpustakaan yang kurang lengkap, bahkan bangunan sekolah yang hampir ambruk.



Dari kenyataan-kenyataan di atas perlu dipertanyakan, ke manakah dana alokasi Bantuan Opersional Sekolah (BOS) yang telah diberikan kepada tiap sekolah oleh Departemen Pendidikan Nasional selama ini? Hal ini tentu membutuhkan pengawasan yang serius karena menyangkut masa depan pada generasi muda Indonesia. Bagaimana bisa pintar kalau fasilitas untuk belajar saja tidak memadai? Bagaimana bisa menjadi baik bila pengelolaannya tida benar?

Selain itu kita harus bersyukur atas semua yang telah kita rasakan sekarang ini. sekolah mudah, fasilitas lengkap, hingga biaya yang bisa kita penuhi berkat kerja keras orang tua kita. Seharusya kita memang sudah bisa membantu mereka yang kurang beruntung, akan tetapi semua itu sering dikalahkan oleh ego kita yang ingin menang sendiri tanpa memperdulikan orang lain yang sebenarnya benar-benar membutuhkan uluran tangan kita. Bayangkan bila mereka tidak mendapat pendidikan yang layak tentu mereka tidak akan mendapat pekerjaan yang layak juga nanti ketika dewasa. Jika mereka tidak mendapat pendapatan yang layak, apa yang bisa mereka lakukan untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya? Dan akhirnya siklus itu pun akan terulang kembali. Menyedihkan.

Jumat, 23 November 2012

GENERASI MUDA INDONESIA

Tak dapat dipungkiri, di era modern ini peran pemuda sangat dibutuhkan. khususnya untuk ide-ide dan gagasan-gagasan mereka yang baru dan tentu saja masih segar. Sebagai pemuda bangsa kita harus berjuang bersama-sama demi tercapainya bangsa yang lebih maju dan dapat diandalkan oleh bangsa lain. partisipasi yang kita lakukan bukan hanya dalam bentuk nilai akademis yang memuaskan saja seharusnya. Akan tetapi dengan menyumbangkan ide-ide positif bagi berbagai bidang juga bisa disebut sebagai partisipasi yang bersifat positif.

Di era globalisasi seperti ini memang banyak diberitakan perilaku-perilaku pemuda yang kurang baik, mulai dari tawuran, hamil di luar nikah, hingga terjerumus ke hal-hal yang kurang baik bahkan membahayakan diri sendiri. Tapi jangan khawatir, potensi pemuda bangsa ini untuk menjadi lebih baik masih banyak. Hal ini terbukti dengan banyaknya pemuda bangsa yang sudah bisa mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional. Misalnya saja seperti Jonathan Pradana Mailoa (SMA Kristen 1 Penabur Jakarta) yang meraih nilai tertinggi dalam olimpiade fisika tingkat internasional yang berlangsung di Singapura sejak tanggal 8 Juli 2006 lalu.. Dalam ujian teori dan eksperimen ia meraih nilai 29,7 dan 17,10, lebih tinggi daripada nilai saingan utamanya dari China, Yang Suo Long, yang mencatat 29,6 (untuk teori) dan 16,45 (eksperimen). selain Jonathan ada juga  Pangus Ho (SMA Kristen 3 Penabur Jakarta), Irwan Ade Putra (SMA Negeri 1 Pekanbaru), dan Andy O Latief (SMA Negeri 1 Pamekasan, Jawa Timur) yang masing-masing meraih satu medali emas. Satu medali perak diraih M Firmansyah Kasim (SMP Islam Athirah Makassar). Dengan demikian, lima pelajar yang dikirim ke ajang paling bergengsi ini tak satu pun pulang dengan tangan hampa.
Tak hanya mereka berlima yang mempunyai prestasi mengejutkan, masih banyak pemuda Indonesia yang mempunyai prestasi yang perlu diperhitungkan, yang tentu saja tidak mungkin untuk disebutkan satu persatu. Selain di bidang ilmu pengetahuan alam, banyak pemuda Indonesia yang meraih penghargaan dari dunia Internasional, salah satunya Tim Robot Rahmat dari Sekolah Dasar (SD) Plus Rahmat Kediri, Jawa Timur, berhasil menjuarai kompetisi robot pada ajang International Islamic School Robot Olympiad (IISRO) di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 22-27 Mei lalu. Guru pembimbing tim robot sekolah tersebut, Bambang Dwi Setiawan, mengatakan, dari sembilan kategori yang dipertandingkan, tim sekolahnya mengikuti kompetisi pada lima kategori dan menang pada tiga kategori. Tim berhasil meraih gelar juara pada kompetisi Robot Run, Indoor Aero Robot, dan Robot Transporter.
Bayangkan anak-anak SD-pun sudah banyak yang bisa mengharumkan nama bangsa dan tentu saja makin diperhitungkan oleh bangsa-bangsa besar di dunia. Tentu saja tidak salah jika mulai dari sekarang pemerintah harus lebih giat lagi untuk memoles permata-permata bangsa yang sinarnya masih terpendam. Dengan adanya dorongan dari pemerintah setidaknya semangat para pemuda untuk lebih memajukan bangsa ini menjadi lebih bulat. Begitupun dengan para orang tua yang sudah seharusnya mengetahui bakat dan minat anaknya masing-masing. Dengan begitu kerja keras yang diprogram oleh pemerintah akan berjalan dengan baik berkat bantuan dari orang tua juga.

jadi sebagai pemuda bangsa yang mempunyai banyak potensi dan prestasi, kita harus belajar dengan giat dan sungguh-sungguh agar bisa mengubah banagsa yang sekaranag adalah bangsa yang kurang maju menjadi bangsa yang berpengaruh di dunia, baik dalam bidang ekonomi, sosial, pemerintahan, politik, maupun bidang militernya. Selain itu sebagai pemuda yang baik sekarang ini kita harus mendukung program pemerintah yang mencanangkan wajib belajar 9 tahun yaitu SD-SMP. Apabila ada saudara kita yang jelas-jelas membutuhkan biaya untuk membiayai sekolahnya, jangan sekali-kali mencari alasan untuk tidak membantu mereka. Kita tidak harus meminta uang kepada orang tua untuk melakukannya, melainkan dengan menyisihkan sebagian uang saku yang kita punya dan mengumpulkan bantuan dari teman-teman, lalu kita bantu deh teman-teman kita yang kurang beruntung itu. Tidak pantas kan kalau kita punya prestasi yang bisa dibanggakan tetapi moral dan daya sosial kita rendah. itu bukan karakter bangsa Indonesia yang seharusnya.